Rumah Hemat Energi
Pemanasan Global sekarang membuat iklim menjadi tidak tentu.Akibat iklim yang tidak tentu ini arsitek didorong untuk merancang bangunan dengan memperhatikan segala aspek yang ada dan juga masalah krisis energi di bumi ini.
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan. Saat ini sepertinya konsep rumah hemat energi/rumah hijau memang lebih cocok untuk diterapkan di negara empat musim. Untuk di Indonesia yang beriklim tropis tentu diperlukan adaptasi. Misalnya untuk dindingnya, bahan batu mungkin lebih cocok karena di sini matahari bersinar sepanjang tahun. Jadi cenderung lebih banyak panas. Yang jelas rumah di iklim tropis juga bisa didesain agar hemat energi. Antara lain dengan memperhatikan penataan ruang dan ventilasi. Referensinya pun kini juga sudah banyak tersedia. Jadi kita pun sebenarnya juga bisa memiliki rumah hemat energi dengan mudah.
Dengan mengembangkan konsep ‘Rumah Hijau’ kita bisa mengurangi pemborosan energi, kita bisa menghambat pemanasan dunia. ‘Konsep Rumah Hijau’ mampu menekan penggunaan listrik secara signifikan dengan kenyamanan yang jauh lebih baik. Penataan kawasan pun manjadi rapi, indah dan asri.
1. Skala ruangan
2. Jumlah ruangan yang berlebihan
3. Semakin banyak pepohonan dan aliran udara jendela yang benar
4. Memakai konsep penyinaran hijau
Rumah dengan sistem pencahayaan hijau dapat mengurangi konsumsi energi. Karena semakin banyak pepohonan tumbuh di sekitar rumah, semakin berkurang intensitas panas. Selain kenyamanan dari sisi thermal, tersedia juga kenyamanan dari sisi visual.Jadi,dengan membangun taman dan menanam pohon disekitar rumah sedikit mengurangi pemanasan global dibumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar